Perbandingan Kendaraan Listrik dan Mobil Bensin Irit Terbaru dari segi biaya.
Perkembangan teknologi otomotif di dunia semakin pesat, terutama dengan meningkatnya popularitas kendaraan listrik (electric vehicle atau EV) sebagai alternatif pengganti mobil berbahan bakar bensin. Beberapa model kendaraan listrik telah dipasarkan di Indonesia, seperti Wuling Air EV, Hyundai Kona Electric, dan Nissan Leaf, dengan harga yang semakin bersaing dengan mobil konvensional bahan bakar minyak.
Dari segi biaya, kendaraan listrik memang memiliki keunggulan dibandingkan dengan mobil bensin yang semakin irit sekalipun. Biaya energi untuk menggerakkan mobil listrik lebih rendah dibandingkan dengan mobil bensin. Diperkirakan, 1 liter bensin setara dengan 1,2 kWh listrik, sehingga biaya operasional harian mobil listrik lebih murah.
Selain itu, mobil listrik juga membutuhkan biaya perawatan yang lebih rendah karena memiliki komponen yang lebih sedikit dibandingkan mobil berbahan bakar minyak. Komponen utama mobil listrik hanya motor listrik, baterai, dan inverter, sementara mobil berbahan bakar minyak membutuhkan perawatan lebih kompleks pada mesin, transmisi, dan sistem bahan bakar.
Namun, harga awal pembelian mobil listrik masih lebih tinggi dibandingkan mobil bensin yang sama kelasnya. Hal ini disebabkan oleh biaya produksi baterai yang masih mahal. Meskipun demikian, pemerintah berusaha mendorong adopsi kendaraan listrik dengan memberikan insentif pajak dan berbagai kemudahan lainnya.
Sebagai contoh, Wuling Air EV yang dibanderol Rp 278,8 juta, mendapatkan insentif pajak hingga Rp 80 juta, sehingga harga jualnya menjadi Rp 198,8 juta. Sementara itu, mobil bensin irit terbaru Suzuki Ertiga Hybrid, dibanderol Rp 235 juta. Dengan demikian, selisih harga pembelian antara Wuling Air EV dan Suzuki Ertiga Hybrid menjadi lebih tipis.
Selain itu, kendaraan listrik juga memiliki keunggulan lain, yaitu tidak menghasilkan emisi gas buang sehingga lebih ramah lingkungan. Hal ini sangat sesuai dengan konsep ekonomi hijau yang saat ini menjadi fokus pemerintah. Pengurangan emisi gas rumah kaca menjadi salah satu target penting dalam upaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Meskipun demikian, perlu diperhatikan bahwa sumber listrik untuk pengisian baterai kendaraan listrik juga harus berasal dari pembangkit listrik yang ramah lingkungan, seperti tenaga surya, angin, atau air, agar manfaat lingkungan dari kendaraan listrik dapat dimaksimalkan.
Dengan berbagai keunggulan tersebut, kendaraan listrik semakin menjadi pilihan yang menarik bagi konsumen, terutama bagi mereka yang mengedepankan efisiensi biaya operasional dan kepedulian terhadap lingkungan. Meskipun harga awal pembelian masih lebih tinggi, namun dalam jangka panjang, kepemilikan kendaraan listrik dapat memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan yang signifikan.