Apakah mesin Blazer cocok untuk dijadikan mesin offroad.
Sebuah chat tiba-tiba masuk kedalam slemotphone saya dan menanyakan sebuah mesin blazer kondisi sehat lengkap dengan transmisi dan dokument pendukungnya. Dan dalam obrolan singkat tersebut menyebutkan bahwa beliau mencari mesin opel atau Chevrolet blazer yang akan digunakan sebagai mesin dari mobil offroad yang sedang beliau bangun. Loh emang bisa?
Berdasar dari chit chat pendek tersebut akhirnya saya mempunyai ide artikel ini tentang apakah mesin Blazer cocok untuk dijadikan mesin mobil offroad? Dengan catatan tidak menggunakan body aslinya dan penggeraknya harus dikawinkan dengan penggerak 4 roda atau 4WD. Jadi sebelum membaca lebih jauh, kita harus satu paham dulu. Bahwa yang kita pakai disini hanya mesin dari opel chevrolet Blazer saja.
Yuks kita kupas bersama tentang mesin Blazer. Disini kita akan lihat dulu spesifikasi dari mesin Opel Blazer mesin SOHC dan mesin DOHC.
Spesifikasi mesin opel chevrolet Blazer SOHC :
•Daya Maksimal 114 hp
•Torsi Maksimal 170 Nm
Spesifikasi mesin opel chevrolet Blazer DOHC :
•Daya Maksimal : 138 Hp/5.600 rpm.
•Torsi Maksimal : 195 Nm / 3.400 rpm.
Bisa dilihat dari data diatas bahwa mesin DOHC lebih besar torsinya, dan bisa di artikan sementara bahwa dengan torsi sebesar itu mampu untuk melibas jalanan medan offroad. Karena mobil-mobil offroad membutuhkan torsi yang besar.
Keuntungan menggunakan mesin DOHC yaitu kita akan mendapatkan tenaga atau torsi yang baik dibandingkan menggunakan mesin SOHC. Namun minusnya adalah ketika menggunakan mesin DOHC adalah jika sedang enak-enaknya jelajah offroad tiba-tiba timing belt putus, Wassalam. Itu mesin harus turun dan akan mengalami banyak perbaikan seperti piston yang bengkok bahkan protol. Berbeda dengan mesih SOHC yang kalaupun kejadian putus timing belt tinggal ganti aja bisa langsung terusin offroad.
Plus minus menggunakan mesin SOHC dan DOHC juga pada tarikan. Mesin DOHC akan terasa lebih JOZZ dibandingkan dengan mesin SOHC, namun untuk di ajak kerja keras mesin SOHC akan lebih aman. Tapi kembali ke fungsi, mobil offroad kan butuh torsi untuk menaklukan jalanan yang liar dan susah.
1 lagi yang saya hampir lupa tulis adalah artikel ini hanya berlaku jika menggunakan body custom bukan menggunakan body aslinya Blazer. Karena jika hanya mengandalkan mesin Blazer dan body aslinya bisa dibilang mustahil untuk diajak offroad liar, kecuali swap engine yang lebih besar dari 2200cc. Kecuali Blazer vortec yang CBU dari negeri asalnya yang menggunakan mesin 4300cc otomatis dengan penggerak 4x4 mungkin masih bisa diajak main lumpur.
Informasi tambahan juga, bobot dari opel chevrolet blazer ini sekitar 1,7 ton (cek artikel ini : Inilah berat sesungguhnya dari opel chevrolet blazer. Bukan 2,2 ton) Karena banyak artikel dan informasi diluar sana yang menyebutkan bobot blazer adalah 2,2 ton.
Blazer main Lumpur, OK! |
Berdasar dari chit chat pendek tersebut akhirnya saya mempunyai ide artikel ini tentang apakah mesin Blazer cocok untuk dijadikan mesin mobil offroad? Dengan catatan tidak menggunakan body aslinya dan penggeraknya harus dikawinkan dengan penggerak 4 roda atau 4WD. Jadi sebelum membaca lebih jauh, kita harus satu paham dulu. Bahwa yang kita pakai disini hanya mesin dari opel chevrolet Blazer saja.
Yuks kita kupas bersama tentang mesin Blazer. Disini kita akan lihat dulu spesifikasi dari mesin Opel Blazer mesin SOHC dan mesin DOHC.
Mesin Blazer sudah Injeksi dari Gen awal |
Spesifikasi mesin opel chevrolet Blazer SOHC :
•Daya Maksimal 114 hp
•Torsi Maksimal 170 Nm
Spesifikasi mesin opel chevrolet Blazer DOHC :
•Daya Maksimal : 138 Hp/5.600 rpm.
•Torsi Maksimal : 195 Nm / 3.400 rpm.
Bisa dilihat dari data diatas bahwa mesin DOHC lebih besar torsinya, dan bisa di artikan sementara bahwa dengan torsi sebesar itu mampu untuk melibas jalanan medan offroad. Karena mobil-mobil offroad membutuhkan torsi yang besar.
Keuntungan dan kekurangan menggunakan mesin Blazer sebagai mesin mobil offroad.
Keuntungan menggunakan mesin DOHC yaitu kita akan mendapatkan tenaga atau torsi yang baik dibandingkan menggunakan mesin SOHC. Namun minusnya adalah ketika menggunakan mesin DOHC adalah jika sedang enak-enaknya jelajah offroad tiba-tiba timing belt putus, Wassalam. Itu mesin harus turun dan akan mengalami banyak perbaikan seperti piston yang bengkok bahkan protol. Berbeda dengan mesih SOHC yang kalaupun kejadian putus timing belt tinggal ganti aja bisa langsung terusin offroad.
Plus minus menggunakan mesin SOHC dan DOHC juga pada tarikan. Mesin DOHC akan terasa lebih JOZZ dibandingkan dengan mesin SOHC, namun untuk di ajak kerja keras mesin SOHC akan lebih aman. Tapi kembali ke fungsi, mobil offroad kan butuh torsi untuk menaklukan jalanan yang liar dan susah.
1 lagi yang saya hampir lupa tulis adalah artikel ini hanya berlaku jika menggunakan body custom bukan menggunakan body aslinya Blazer. Karena jika hanya mengandalkan mesin Blazer dan body aslinya bisa dibilang mustahil untuk diajak offroad liar, kecuali swap engine yang lebih besar dari 2200cc. Kecuali Blazer vortec yang CBU dari negeri asalnya yang menggunakan mesin 4300cc otomatis dengan penggerak 4x4 mungkin masih bisa diajak main lumpur.
Informasi tambahan juga, bobot dari opel chevrolet blazer ini sekitar 1,7 ton (cek artikel ini : Inilah berat sesungguhnya dari opel chevrolet blazer. Bukan 2,2 ton) Karena banyak artikel dan informasi diluar sana yang menyebutkan bobot blazer adalah 2,2 ton.