Keren.. Tamatan SMP bisa modif dan ekspor Vespa Tank ke Eropa.
Di kalangan penggemar vespa, keberadaan vespa modifikasi tank sudah cukup dikenal. Bahkan, saat ini viral di media sosial.
Ramainya vespa modifikasi tidak lepas dari sang modifikator, Yogi Hermawan, pemuda usia 27 tahun asal Kediri, Jawa Timur.
Yogi termasuk orang pertama yang membuat vespa menjadi berpenampilan ekstrem bentuk tank seperti itu. Dia mengubah total penampilan asli vespa menjadi bentuk sangar hingga menyerupai model armada tempur milik tentara.
Rata-rata hasil modifikasinya berukuran panjang 270 cm dan lebar 125 cm. Ada pula yang panjangnya mencapai 4,5 meter. Jumlah roda bisa mencapai belasan demi menopang bodi vespa tank yang berat.
Dengan model yang menyerupai kendaraan roda empat dan beban yang ada, dia menambahkan fitur yang memungkinkan vespa Tank bisa berjalan mundur.
Kemampuan berjalan mundur ini adalah hasil utak-atik transmisi mesin vespa itu sendiri. Yaitu, memindahkan salah satu transmisinya menjadi khusus untuk berjalan mundur.
"Untuk bisa berjalan mundur, tidak perlu ada alat tambahan lagi. Kita manfaatkan satu mesin yang multifungsi," ujar Yogi, Jumat (7/9/2018).
Semua karyanya diproduksinya berdasarkan pesanan. Di bengkel sederhana miliknya, setiap minggu Yogi mampu memproduksi 2 hingga 3 unit vespa tank. Dia dibantu oleh 4 orang pekerja.
Saking banyaknya pesanan, pemesan sampai antre. Yogi menjual vespa tank produksinya mulai harga Rp 8 juta sampai Rp 11 juta, bahkan bisa lebih, tergantung ukuran dan fitur tambahan.
Selama ini, Yogi memasarkan hasil karyanya itu melalui media sosial. Pemasaran ini yang kerap menembus batas-batas wilayah. Ada juga penjualan langsung yang dilakukan oleh para makelar.
Dia meyakini, pasar vespa tank tidak ada habisnya dan bahkan akan terus berkembang. Analisis ini menurutnya berdasarkan apa yang dialaminya dan juga dari kondisi jumlah penggemar vespa yang memang terus bertambah.
"Malah akan semakin ramai. Sebab, jumlah penggemar Vespa semakin bertambah," imbuhnya.
Asal Usul Vespa Tank
Usaha ini dimulai tahun 2009 yang lalu dan berawal dari ketidaksengajaan. Yogi tidak pernah memperkirakan, hasil karyanya yang berlabel Vespa Tank RSJ Kediri akan sangat terkenal seperti saat ini.
Yogi menuturkan, semua itu berawal saat dia dan teman karibnya di Klub Vespa Rosok Scooter Jahanam (RSJ) Kediri yang dikenal dengan nama T-posh, membutuhkan angkutan untuk menunjang kebutuhan hariannya.
T-posh mempunyai ide dan gambaran modifikasi vespa lalu Yogi yang mengembangkan dan merakitnya.
Yogi sendiri saat itu sedang membuka usaha bengkel las. Sehingga, vespa hasil kreasi mereka itu selain untuk tampil gaya khas scooterist ( julukan penunggang vespa) yang nyentrik, juga untuk memenuhi kebutuhan angkutan usaha lasnya itu.
Suatu kali, kendaraan vespa tank yang dirakitnya itu dijual karena sudah usang dan ia hendak merakit yang baru. Ternyata, banyak yang ingin membeli kendaraan itu karena dianggap keren dan sangar.
Yogi kemudian membuat vespa baru dengan beberapa perbaikan dari buatan yang pertama. Lagi-lagi, meski dipakai untuk kebutuhan pribadi, banyak juga yang ingin membelinya.
Melihat pasar yang bagus itu, dia kemudian membuat lagi khusus untuk dijual. Dari situ ternyata pasar sangat bagus menyambutnya dan pesanan datang dari berbagai tempat.
Bahkan, melalui seorang perantara dari Yogyakarta, vespa itu sudah merambah pasar Eropa.
Yogi memastikan hasil kreasinya masuk pada kategori ekstrem, bukan vespa sampah. Vespa sampah secara umum untuk mengidentifikasi vespa kreasi dengan berbagai macam sampah sebagai aksesorinya.
RSJ bersama-sama dengan klub penggemar vespa ekstrem lainnya menolak keberadaan vespa sampah.
Berawal dari Kenekatan
Yogi membuka bengkel las atas jerih payahnya sendiri. Bengkel itu buka berdasarkan niat dan kenekatannya pada tahun 2009.
"Nekat karena saat itu saya tidak mempunyai ilmu las sedikit pun," ujar Yogi.
Bahkan, modal untuk membuka bengkel las itu sendiri berasal dari uang hasil menggadaikan mobil. Itu juga bukan mobil milik sendiri, tapi mobil yang digadaikan orang kepada Joko Suhendro, bapak Yogi.
Orang tuanya saat itu juga sempat marah saat mengetahui mobil titipan orang malah digadaikan Rp 4 juta. Tetapi, Yogi bersikukuh dan yakin dia akan mampu melunasinya.
"Saat itu, meski lama, saya berhasil menebusnya kembali," ujarnya sambil tertawa.
Dari modal itu tentu tidak cukup banyak peralatan yang dapat dibelinya. Dia hanya mampu membeli seperangkat alat dasar pengelasan saja. Sisanya dia beli dengan mencicilnya.
Dia memutuskan membuka bengkel las karena mempunyai keyakinan atas pasar yang jelas.Kawan-kawannya banyak yang mempunyai vespa sehingga ia beranggapan suatu saat pasti membutuhkan jasa pengelasan atas tunggangan mereka.
Selain itu, untuk menunjang perekonomian di saat sepi order las dari kawan-kawannya, dia juga menerima pembuatan pagar dari besi yang juga ramai peminatnya.
Pemilihan bengkel las itu sendiri sebagai jawaban atas keresahan kedua orang tuanya terhadap perilakunya yang 'liar' saat itu.
Kecintaan Yogi pada motor asal Italia itu telah membuatnya hampir lupa akan segalanya. Setiap hari jarang pulang dan aktivitasnya tidak lepas dari vespa bersama kawan-kawan klubnya.
"Sedari awal saya ada di klub Rosok Scooter Jahanam (RSJ) Kediri," ujarnya.
RSJ yang diketuai T posh sendiri merupakan klub vespa yang cukup besar dan beraliran ekstrem. Tunggangan para scooterist di klub ini dipastikan tidak ada yang biasa. Semuanya dalam bentuk modifikasi beraneka macam.
Kecintaannya pada dunia vespa saat itu membuat statusnya sebagai pelajar juga terpengaruh. Pendidikannya tidak berjalan mulus karena sering bolos untuk touring ke berbagai daerah dan kegiatan-kegiatan klubnya.
Putus Sekolah
Puncaknya saat masuk pertengahan SMA, dia terpaksa putus sekolah.
Yogi cukup lama malang melintang di dunia mesin kanan ini. Kebiasaannya touring membuat dia banyak kawan. Hampir di setiap daerah, pasti ada orang yang dikenalnya.
"Saya mulai naik vespa sudah lama. Bahkan, vespa adalah motor pertama yang saya pakai belajar naik motor. Vespa milik bapak saya itu saat ini masih ada," ujarnya.
Pada suatu titik, dia merasa cukup menjalani aktivitasnya itu. Dia mulai sadar, ini saatnya berubah dan menuruti keinginan orang tuanya untuk memulai usaha.
Testimoni Pengguna
Vespa tank bikinan Yogi sudah beredar di mana-mana. Kebanyakan merupakan kalangan pecinta modifikasi ekstrim. Alasan utama mereka karena tampilan vespa mampu meningkatkan rasa percaya diri yang berlebih.
Seperti yang disampaikan oleh Sigit Widodo, salah satu pengguna vespa tank. Rasa kepercayaan dirinya cukup meningkat kala mengendarai vespa tank. Itu didapat dari respon orang yang melihatnya saat berkendara di jalan, maupun di kala ajang kegiatan vespa.
"Saya lebih pede kalau naik vespa tank," ujar Sigit.
Selain itu, kendaraan vespa tank menurutnya juga cukup nyaman dan aman untuk dikendarai. Apalagi vespa tank bikinan Yogi, menurutnya, cukup stabil dan anteng saat dibuat melaju di jalan.
"Biasanya kalau sespan (sidecar) itu stir cenderung berat ke kiri, tapi bikinan Yogi enggak. Seimbang," Sigit yang juga Ketua Club Vespa Scooter Wates (Scuwat) ini menjelaskan.
Bahkan, dia sendiri sudah sering touring dengan menggunakan vespa tank. Terakhir perjalanan jauh yang dilakukannya dengan vespa tank menempuh jarak Kediri-Karangasem Bali yang berarti lebih dari 500 kilometer.
Selama touring itu, menurutnya tidak ada kendala yang berarti. Hanya ada string atau kawat kopling yang putus. Masalah string ini cukup lazim di kalangan pengguna vespa, bukan masalah berarti.
"Gak ada masalah bodi atau mesin, semua aman. Hanya sepele kayak string itu," ujar Sigit.
Untuk kelayakan berkendara, selama berkendara jauh menggunakan vespa tank, Sigit menambahkan, di perjalanan beberapa kali menemui razia lalu lintas oleh polisi. Namun dia selalu lolos karena kelengkapan kendaraan seperti lampu penerangan, plat nomor, dan surat-surat kendaraan juga lengkap.
Ramainya vespa modifikasi tidak lepas dari sang modifikator, Yogi Hermawan, pemuda usia 27 tahun asal Kediri, Jawa Timur.
Vespa Tank siap pakai dan export |
Yogi termasuk orang pertama yang membuat vespa menjadi berpenampilan ekstrem bentuk tank seperti itu. Dia mengubah total penampilan asli vespa menjadi bentuk sangar hingga menyerupai model armada tempur milik tentara.
Rata-rata hasil modifikasinya berukuran panjang 270 cm dan lebar 125 cm. Ada pula yang panjangnya mencapai 4,5 meter. Jumlah roda bisa mencapai belasan demi menopang bodi vespa tank yang berat.
Dengan model yang menyerupai kendaraan roda empat dan beban yang ada, dia menambahkan fitur yang memungkinkan vespa Tank bisa berjalan mundur.
Kemampuan berjalan mundur ini adalah hasil utak-atik transmisi mesin vespa itu sendiri. Yaitu, memindahkan salah satu transmisinya menjadi khusus untuk berjalan mundur.
"Untuk bisa berjalan mundur, tidak perlu ada alat tambahan lagi. Kita manfaatkan satu mesin yang multifungsi," ujar Yogi, Jumat (7/9/2018).
Semua karyanya diproduksinya berdasarkan pesanan. Di bengkel sederhana miliknya, setiap minggu Yogi mampu memproduksi 2 hingga 3 unit vespa tank. Dia dibantu oleh 4 orang pekerja.
Saking banyaknya pesanan, pemesan sampai antre. Yogi menjual vespa tank produksinya mulai harga Rp 8 juta sampai Rp 11 juta, bahkan bisa lebih, tergantung ukuran dan fitur tambahan.
Selama ini, Yogi memasarkan hasil karyanya itu melalui media sosial. Pemasaran ini yang kerap menembus batas-batas wilayah. Ada juga penjualan langsung yang dilakukan oleh para makelar.
Dia meyakini, pasar vespa tank tidak ada habisnya dan bahkan akan terus berkembang. Analisis ini menurutnya berdasarkan apa yang dialaminya dan juga dari kondisi jumlah penggemar vespa yang memang terus bertambah.
"Malah akan semakin ramai. Sebab, jumlah penggemar Vespa semakin bertambah," imbuhnya.
Asal Usul Vespa Tank
Proses pembuatan Vespa Tank |
Usaha ini dimulai tahun 2009 yang lalu dan berawal dari ketidaksengajaan. Yogi tidak pernah memperkirakan, hasil karyanya yang berlabel Vespa Tank RSJ Kediri akan sangat terkenal seperti saat ini.
Yogi menuturkan, semua itu berawal saat dia dan teman karibnya di Klub Vespa Rosok Scooter Jahanam (RSJ) Kediri yang dikenal dengan nama T-posh, membutuhkan angkutan untuk menunjang kebutuhan hariannya.
T-posh mempunyai ide dan gambaran modifikasi vespa lalu Yogi yang mengembangkan dan merakitnya.
Yogi sendiri saat itu sedang membuka usaha bengkel las. Sehingga, vespa hasil kreasi mereka itu selain untuk tampil gaya khas scooterist ( julukan penunggang vespa) yang nyentrik, juga untuk memenuhi kebutuhan angkutan usaha lasnya itu.
Suatu kali, kendaraan vespa tank yang dirakitnya itu dijual karena sudah usang dan ia hendak merakit yang baru. Ternyata, banyak yang ingin membeli kendaraan itu karena dianggap keren dan sangar.
Yogi kemudian membuat vespa baru dengan beberapa perbaikan dari buatan yang pertama. Lagi-lagi, meski dipakai untuk kebutuhan pribadi, banyak juga yang ingin membelinya.
Melihat pasar yang bagus itu, dia kemudian membuat lagi khusus untuk dijual. Dari situ ternyata pasar sangat bagus menyambutnya dan pesanan datang dari berbagai tempat.
Bahkan, melalui seorang perantara dari Yogyakarta, vespa itu sudah merambah pasar Eropa.
Yogi memastikan hasil kreasinya masuk pada kategori ekstrem, bukan vespa sampah. Vespa sampah secara umum untuk mengidentifikasi vespa kreasi dengan berbagai macam sampah sebagai aksesorinya.
RSJ bersama-sama dengan klub penggemar vespa ekstrem lainnya menolak keberadaan vespa sampah.
Berawal dari Kenekatan
Yogi membuka bengkel las atas jerih payahnya sendiri. Bengkel itu buka berdasarkan niat dan kenekatannya pada tahun 2009.
"Nekat karena saat itu saya tidak mempunyai ilmu las sedikit pun," ujar Yogi.
Bahkan, modal untuk membuka bengkel las itu sendiri berasal dari uang hasil menggadaikan mobil. Itu juga bukan mobil milik sendiri, tapi mobil yang digadaikan orang kepada Joko Suhendro, bapak Yogi.
Orang tuanya saat itu juga sempat marah saat mengetahui mobil titipan orang malah digadaikan Rp 4 juta. Tetapi, Yogi bersikukuh dan yakin dia akan mampu melunasinya.
"Saat itu, meski lama, saya berhasil menebusnya kembali," ujarnya sambil tertawa.
Dari modal itu tentu tidak cukup banyak peralatan yang dapat dibelinya. Dia hanya mampu membeli seperangkat alat dasar pengelasan saja. Sisanya dia beli dengan mencicilnya.
Dia memutuskan membuka bengkel las karena mempunyai keyakinan atas pasar yang jelas.Kawan-kawannya banyak yang mempunyai vespa sehingga ia beranggapan suatu saat pasti membutuhkan jasa pengelasan atas tunggangan mereka.
Selain itu, untuk menunjang perekonomian di saat sepi order las dari kawan-kawannya, dia juga menerima pembuatan pagar dari besi yang juga ramai peminatnya.
Pemilihan bengkel las itu sendiri sebagai jawaban atas keresahan kedua orang tuanya terhadap perilakunya yang 'liar' saat itu.
Kecintaan Yogi pada motor asal Italia itu telah membuatnya hampir lupa akan segalanya. Setiap hari jarang pulang dan aktivitasnya tidak lepas dari vespa bersama kawan-kawan klubnya.
"Sedari awal saya ada di klub Rosok Scooter Jahanam (RSJ) Kediri," ujarnya.
RSJ yang diketuai T posh sendiri merupakan klub vespa yang cukup besar dan beraliran ekstrem. Tunggangan para scooterist di klub ini dipastikan tidak ada yang biasa. Semuanya dalam bentuk modifikasi beraneka macam.
Kecintaannya pada dunia vespa saat itu membuat statusnya sebagai pelajar juga terpengaruh. Pendidikannya tidak berjalan mulus karena sering bolos untuk touring ke berbagai daerah dan kegiatan-kegiatan klubnya.
Putus Sekolah
Puncaknya saat masuk pertengahan SMA, dia terpaksa putus sekolah.
Vespa Tank sudah selesai |
Yogi cukup lama malang melintang di dunia mesin kanan ini. Kebiasaannya touring membuat dia banyak kawan. Hampir di setiap daerah, pasti ada orang yang dikenalnya.
"Saya mulai naik vespa sudah lama. Bahkan, vespa adalah motor pertama yang saya pakai belajar naik motor. Vespa milik bapak saya itu saat ini masih ada," ujarnya.
Pada suatu titik, dia merasa cukup menjalani aktivitasnya itu. Dia mulai sadar, ini saatnya berubah dan menuruti keinginan orang tuanya untuk memulai usaha.
Testimoni Pengguna
Vespa tank bikinan Yogi sudah beredar di mana-mana. Kebanyakan merupakan kalangan pecinta modifikasi ekstrim. Alasan utama mereka karena tampilan vespa mampu meningkatkan rasa percaya diri yang berlebih.
Seperti yang disampaikan oleh Sigit Widodo, salah satu pengguna vespa tank. Rasa kepercayaan dirinya cukup meningkat kala mengendarai vespa tank. Itu didapat dari respon orang yang melihatnya saat berkendara di jalan, maupun di kala ajang kegiatan vespa.
"Saya lebih pede kalau naik vespa tank," ujar Sigit.
Selain itu, kendaraan vespa tank menurutnya juga cukup nyaman dan aman untuk dikendarai. Apalagi vespa tank bikinan Yogi, menurutnya, cukup stabil dan anteng saat dibuat melaju di jalan.
"Biasanya kalau sespan (sidecar) itu stir cenderung berat ke kiri, tapi bikinan Yogi enggak. Seimbang," Sigit yang juga Ketua Club Vespa Scooter Wates (Scuwat) ini menjelaskan.
Bahkan, dia sendiri sudah sering touring dengan menggunakan vespa tank. Terakhir perjalanan jauh yang dilakukannya dengan vespa tank menempuh jarak Kediri-Karangasem Bali yang berarti lebih dari 500 kilometer.
Selama touring itu, menurutnya tidak ada kendala yang berarti. Hanya ada string atau kawat kopling yang putus. Masalah string ini cukup lazim di kalangan pengguna vespa, bukan masalah berarti.
"Gak ada masalah bodi atau mesin, semua aman. Hanya sepele kayak string itu," ujar Sigit.
Untuk kelayakan berkendara, selama berkendara jauh menggunakan vespa tank, Sigit menambahkan, di perjalanan beberapa kali menemui razia lalu lintas oleh polisi. Namun dia selalu lolos karena kelengkapan kendaraan seperti lampu penerangan, plat nomor, dan surat-surat kendaraan juga lengkap.