Puluhan supir truk bertemu presiden Jokowi. Ini tuntutannya
Hari ini sebanyak 80 orang supir truk bertemu dengan presiden Jokowi. Dalam pertemuan tersebut para supir mengeluhkan akan besarnya pungli yang ada dijalan raya kepada para supir ini. Dalam sekali jalan, biaya pungli bisa sebesar biaya solar yang dikeluarkan sertiap harinya.
Dikutip dari halaman facebooknya presiden mengenai pertemuan antara presiden dengan para supir truk :
Hari ini, saya menerima tamu istimewa: 80 pengemudi truk angkutan logistik di Istana Negara, Jakarta.
Kami mengobrol tentang banyak hal, tetapi saya lebih banyak mendengarkan mereka. Terutama, keluhan mengenai pungutan liar (pungli) dan tindak premanisme di sepanjang jalur transportasi yang mereka lalui sehari-hari.
Terus terang saya terkejut mendengarnya. Tentang pungli, seorang pengemudi menceritakan, "Mesti bayar kalau mau lewat jalan. Kalau tidak bayar, kaca pecah. Kalau nggak kaca pecah, golok sampai di leher. Kalau nggak, ranjau paku. Ban kita disobek."
Ini tidak boleh dibiarkan. Saya perintahkan langsung ke Pak Kapolri dan Wakapolri untuk segera ditindaklanjuti. Sudah meresahkan dan menyebabkan ketidaknyamanan.
Mereka juga mengeluhkan soal peraturan pembatasan tonase truk. Hal itu akibat dari kurangnya sosialisasi yang dilakukan Dinas Perhubungan kepada para pengemudi maupun kepada perusahaan-perusahaan. Saya sudah meminta kepada Perhubungan untuk lebih menyosialisasikan aturan-aturan dimaksud.
Foto: Biro Pers Setpres
Mudah-mudahan dengan adanya pertemuan ini bisa membuka jalur hitam dan membebaskan indonesia dari pungli. Amin.
Dikutip dari halaman facebooknya presiden mengenai pertemuan antara presiden dengan para supir truk :
Hari ini, saya menerima tamu istimewa: 80 pengemudi truk angkutan logistik di Istana Negara, Jakarta.
Kami mengobrol tentang banyak hal, tetapi saya lebih banyak mendengarkan mereka. Terutama, keluhan mengenai pungutan liar (pungli) dan tindak premanisme di sepanjang jalur transportasi yang mereka lalui sehari-hari.
Terus terang saya terkejut mendengarnya. Tentang pungli, seorang pengemudi menceritakan, "Mesti bayar kalau mau lewat jalan. Kalau tidak bayar, kaca pecah. Kalau nggak kaca pecah, golok sampai di leher. Kalau nggak, ranjau paku. Ban kita disobek."
Ini tidak boleh dibiarkan. Saya perintahkan langsung ke Pak Kapolri dan Wakapolri untuk segera ditindaklanjuti. Sudah meresahkan dan menyebabkan ketidaknyamanan.
Mereka juga mengeluhkan soal peraturan pembatasan tonase truk. Hal itu akibat dari kurangnya sosialisasi yang dilakukan Dinas Perhubungan kepada para pengemudi maupun kepada perusahaan-perusahaan. Saya sudah meminta kepada Perhubungan untuk lebih menyosialisasikan aturan-aturan dimaksud.
Foto: Biro Pers Setpres
Mudah-mudahan dengan adanya pertemuan ini bisa membuka jalur hitam dan membebaskan indonesia dari pungli. Amin.