Acara Vespa JSR di Sentul ternyata diluar ijin yang dikeluarkan. Dan ITS gagal digelar. Salah siapa?
Acara anak Vespa dengan nama JSR ke 10 yang berada di Sentul ternyata diluar ijin yang diberikan oleh managemen Sentul dan pihak kepolisian. Kenapa?
Bukan karena adanya bentrok 2 event besar di sana, tapi menurut informasi dari Indonesia Track Day Series yang setadinya akan dilaksanakan di tempat yang sama bisa gagal karena adanya even Vespa yang dihadiri oleh puluhan ribu scooteris dari seluruh Indonesia ini.
Pihak Sentul maupun kepolisian Babakan Madang merasa kecolongan dengan acara vespa tersebut, karena menurut keterangan dari kepolisian panitia JSR awalnya hanya mengajukan acara silaturahmi bukan Jambore Nasional dengan peserta sebanyak itu. Dan karena ijin tersebut maka Polsek Babakan Madang hanya memberikan ijin rekomendasi. Dan karena diluar ijin yang dikeluarkan ternyata peserta sebanyak itulah yang membuat pihak kepolisian merasa kewalahan ketika mengatur dan merasa kurang siap.
Pihak ITS yang dalam hal ini telah mengajukan jadwal setahun sebelum hari H merasa dirugikan dengan kejadian tersebut. Padahal mereka mengklaim bahwa event ITS ini sudah mengantongi ijin dari POLDA JABAR dan SK dari IMI pusat.
Untuk lahan parkir yang disewa oleh panitia JSR juga dikatakan bukan kepada pihak Management Sentul, tapi melalui perorangan yang mengelola parkir disekitaran Sentul dengan biaya sekitar 12 juta perhari. Sedangkan pihak ITS mengklaim bahwa dirinya sudah menyewa lahan parkir tersebut sebesar 13o juta perhari.
Pihak kepolisian kecolongan, pihak Sentul juga kecolongan, dan Pihak ITS juga merasa kerugian. Lalu yang salah siapa?
Bukan karena adanya bentrok 2 event besar di sana, tapi menurut informasi dari Indonesia Track Day Series yang setadinya akan dilaksanakan di tempat yang sama bisa gagal karena adanya even Vespa yang dihadiri oleh puluhan ribu scooteris dari seluruh Indonesia ini.
Pihak Sentul maupun kepolisian Babakan Madang merasa kecolongan dengan acara vespa tersebut, karena menurut keterangan dari kepolisian panitia JSR awalnya hanya mengajukan acara silaturahmi bukan Jambore Nasional dengan peserta sebanyak itu. Dan karena ijin tersebut maka Polsek Babakan Madang hanya memberikan ijin rekomendasi. Dan karena diluar ijin yang dikeluarkan ternyata peserta sebanyak itulah yang membuat pihak kepolisian merasa kewalahan ketika mengatur dan merasa kurang siap.
Pihak ITS yang dalam hal ini telah mengajukan jadwal setahun sebelum hari H merasa dirugikan dengan kejadian tersebut. Padahal mereka mengklaim bahwa event ITS ini sudah mengantongi ijin dari POLDA JABAR dan SK dari IMI pusat.
Untuk lahan parkir yang disewa oleh panitia JSR juga dikatakan bukan kepada pihak Management Sentul, tapi melalui perorangan yang mengelola parkir disekitaran Sentul dengan biaya sekitar 12 juta perhari. Sedangkan pihak ITS mengklaim bahwa dirinya sudah menyewa lahan parkir tersebut sebesar 13o juta perhari.
Pihak kepolisian kecolongan, pihak Sentul juga kecolongan, dan Pihak ITS juga merasa kerugian. Lalu yang salah siapa?
Panitia ITS berbicara |
FanPage : IndoBlazer
Twitter : @djosave
Email : pakeherbal@gmail.com
BBM : 53FB5271