Menghitung untung rugi MotoGP di Indonesia
Hello IndoBlazer reader pecinta MotoGP.
Kali ini IndoBlazer akan membuat artikel mengenai untung rugi dari penyenggaraan MotoGP di Indonesia. Kalo menurut IndoBlazer sendiri sih dengan adanya MotoGP ini tentu akan menguntungkan dalam berbagai aspek, karena ajang balap motor paling bergensi ini tentu akan menghasilkan devisa luar biasa besarnya untuk Indonesia.
Walaupun secara biaya cukup besar, dan dengan total biaya yang dibutuhkan sebesar 200 miliyar, pemerintah baru menyiapkan 50 miliyar atau 25% dari yang dibutuhkan. Belum ditambah dengan biaya yang harus dibayarkan kepada Dorna, selaku perusahaan yang mengelola dan menyelenggarakan MotoGP ini sebesar 6-12 juta dollar. Dan untuk Sentul sendiri dimintai dana sebesar 7 juta dollar atau senilai 95 miliar untuk MotoGP 2017-2019 mendatang.
Sebenarnya biaya tersebut tidak bisa dibilang mahal. Negara tetangga Malaysia yang sudah menjadi langganan tuan rumah MotoGP, harus membayar sembilan juta dolar AS atau Rp 122 miliar pada Dorna.
Contoh serupa adalah Argentina yang baru menjadi tuan rumah pada tahun lalu. Mereka harus membayar delapan juta dolar AS atau sejuta lebih mahal ketimbang yang diminta Dorna pada Indonesia untuk menjadi tuan rumah.
Terlebih uang itu bisa tertutupi oleh harga tiket. Sirkuit yang menjadi tuan rumah bebas menentukan harga tiket, serta paket yang ditawarkan pada penonton selama balapan digelar. Seperti tur sirkuit atau membuat perkemahan di sekitaran sirkuit.
Belum lagi hak sirkuit untuk memberikan charge pada restoran, katering, atau menjual stand merchandise di dalam sirkuit. Tentu keuntungan tampak menggiurkan ada di depan mata.
Di sirkuit Sepang, harga tiket termurah dijual Rp 350 ribu sementara yang termahal dijual seharga Rp 1.050.000. Sementara paket khusus bagi penonton dijual seharga Rp 750 ribu hingga Rp 15.800.000.
Berikut adalah daftar biaya yang dikeluarkan sebuah sirkuit kepada Dorna untuk menjadi tuan rumah MotoGP. Qatar menjadi sirkuit termahal sementara Italia menjadi yang termurah karenha hanya membayar enam juta dolar.
Dengan biaya sebesar itu tentu harus mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Untuk perhitungan untung-ruginya tentu yang berwenang yang lebih mengerti bagaimana langkah yang harus diambil.
Yang pasti, kita dukung terus MotoGP di Indonesia dan Surat perjanjian sudah ditangatangani oleh Dorna dan Menteri Olahraga.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Kali ini IndoBlazer akan membuat artikel mengenai untung rugi dari penyenggaraan MotoGP di Indonesia. Kalo menurut IndoBlazer sendiri sih dengan adanya MotoGP ini tentu akan menguntungkan dalam berbagai aspek, karena ajang balap motor paling bergensi ini tentu akan menghasilkan devisa luar biasa besarnya untuk Indonesia.
Walaupun secara biaya cukup besar, dan dengan total biaya yang dibutuhkan sebesar 200 miliyar, pemerintah baru menyiapkan 50 miliyar atau 25% dari yang dibutuhkan. Belum ditambah dengan biaya yang harus dibayarkan kepada Dorna, selaku perusahaan yang mengelola dan menyelenggarakan MotoGP ini sebesar 6-12 juta dollar. Dan untuk Sentul sendiri dimintai dana sebesar 7 juta dollar atau senilai 95 miliar untuk MotoGP 2017-2019 mendatang.
Sebenarnya biaya tersebut tidak bisa dibilang mahal. Negara tetangga Malaysia yang sudah menjadi langganan tuan rumah MotoGP, harus membayar sembilan juta dolar AS atau Rp 122 miliar pada Dorna.
Contoh serupa adalah Argentina yang baru menjadi tuan rumah pada tahun lalu. Mereka harus membayar delapan juta dolar AS atau sejuta lebih mahal ketimbang yang diminta Dorna pada Indonesia untuk menjadi tuan rumah.
Terlebih uang itu bisa tertutupi oleh harga tiket. Sirkuit yang menjadi tuan rumah bebas menentukan harga tiket, serta paket yang ditawarkan pada penonton selama balapan digelar. Seperti tur sirkuit atau membuat perkemahan di sekitaran sirkuit.
Belum lagi hak sirkuit untuk memberikan charge pada restoran, katering, atau menjual stand merchandise di dalam sirkuit. Tentu keuntungan tampak menggiurkan ada di depan mata.
Di sirkuit Sepang, harga tiket termurah dijual Rp 350 ribu sementara yang termahal dijual seharga Rp 1.050.000. Sementara paket khusus bagi penonton dijual seharga Rp 750 ribu hingga Rp 15.800.000.
Berikut adalah daftar biaya yang dikeluarkan sebuah sirkuit kepada Dorna untuk menjadi tuan rumah MotoGP. Qatar menjadi sirkuit termahal sementara Italia menjadi yang termurah karenha hanya membayar enam juta dolar.
Dengan biaya sebesar itu tentu harus mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Untuk perhitungan untung-ruginya tentu yang berwenang yang lebih mengerti bagaimana langkah yang harus diambil.
Yang pasti, kita dukung terus MotoGP di Indonesia dan Surat perjanjian sudah ditangatangani oleh Dorna dan Menteri Olahraga.
FanPage : IndoBlazer
Twitter : @djosave
Email : pakeherbal@gmail.com
WA only : 0813822BLAZER (39343)
BBM : 53FB5271