Jenis-jenis sistem injeksi pada mobil
Saat ini semua mobil baru menggunakan yang namanya sistem injeksi dan meninggalkan sistem karburator lawas. Entah dengan berbagai singkatan tentang tehnologi injeksi tiap-tiap pabrik, semuanya mengacu para sistem injeksi pertama kali.
Sumber dari Forum Blazer Indonesia postingan dosen kita om Baracuda VDL.
Jenis2 sistim injeksi :
Single Point Fuel Injection
Injeksi titik tunggal menggunakan injektor tunggal pada throttle body ( dilokasi yang sama seperti yang digunakan oleh karburator).
Saat itu diperkenalkan pada 1940-an di mesin pesawat (disebut karburator tekanan) dan pada 1980-an di dunia otomotif (disebut Throttle body-Injection oleh General Motors, Center Fuel Injection oleh Ford, PGM-CARB oleh Honda, dan EGI oleh Mazda). Setelah bahan bakar melewati intake (seperti sistem karburator) itu disebut "sistem injeksi berjenis basah".
Central Port Fuel Injection
Dari Tahun 1992-1996 General Motors menerapkan sistem yang disebut Central Port Injection . Sistem ini menggunakan pipa-pipa dengan klep kecil dari injektor pusat untuk menyemprotkan bahan bakar di setiap gerbang intake ketimbang ke pusat throttle-body. Tekanan bahan bakar ini mirip dengan sistem injeksi titik tunggal .
Kalau di Blazer Vortec Central Port Injection dikenal dengan nama "Spider" karena ada kaki2nya merupakan pipa menuju injector di masing2 intake.
Continuous Fuel injection
dalam sistem Injeksi Kontinu, bahan bakar mengalir setiap saat melalui injektor, secara variabel . Hal ini berbeda dengan kebanyakan sistem injeksi bahan bakar yang lainnya, yang menyediakan bahan bakar pada bukaan singkat dengan durasi yang beragam,dengan tingkat yang konstan aliran udara. Sistem injeksi Kontinu bisa Multi-Point Injection atau single-point Injection, tetapi tidak langsung.
Sistem injeksi kontinu dalam otomotif yang paling umum adalah Sistem Injeksi Bosch K-Jetronic,diperkenalkan pada tahun 1974. Bosch K-Jetronic digunakan selama bertahun-tahun antara tahun 1974 dan pertengahan 1990-an oleh BMW, Lamborghini, Ferrari, Mercedes-Benz, Volkswagen, Ford, Porsche, Audi, Saab, DeLorean, dan Volvo. Chrysler menggunakan sistem injeksi bahan bakar terus menerus pada zaman kekaisaran 1981-1983.
Dari ketiga jenis sistim injeksi tersebut di kembangkan oleh masing2 pabrikan sesuai dengan kemajuan teknologi, misal EFI, PGMFI, dan lain2nya yang lebih disempurnakan.
Kelebihan sistim injeksi :
Emisi gas buang rendah
Terjadinya pembakaran yang sempurna pada ruang bakar, sehingga emisi gas buang yang dihasilkan relatif lebih sedikit apalagi knalpot dilengkapi catalic converter.
Daya lebih besar
Konstruksi injektor tepat pada intake manifold sehingga pencampuran bahan bakar lebih homogen.
Lebih hemat bahan bakar
Air-fuel ratio sangat mempengaruhi kesempurnaan pembakaran pada mesin. Standar AFR pada motor adalah 14,7:1 yang artinya 14,7 udara dan 1 bensin. AFR dapat berubah-ubah, misalnya pada saat kondisi mesin dingin AFR 5:1, pada saat idle AFR 11:1, akselerasi 8:1, dan pada saat pemakaian ekonomis 40-60 km/jam AFR 16-18:1. Sehingga konsumsi bahan bakar pada motor injeksi lebih irit dibandingkan karburator.
Tidak memerlukan cok (choke)
Injeksi bahan bakar dilengkapi sensor temperatur yang akan melaporkan suhu mesin ke engine control module (ECM) yang akan memerintahkan injektor untuk memperkaya campuran bensin pada suhu mesin dingin.
Perawatan yang lebih praktis
Teknologi injeksi bahan bakar berkonsep bebas perawatan. Pada saat servis, pembersihan dilakukan hanya pada bagian penyaring udara, busi, dan pengaturan klep (kalau ga pake HLA).
untuk diesel awalnya dimulai dari "Direct Injection".. kemudian dikembangkan lagi sesuai kemajuan teknologi, dimana kinerja injector pada mesin diesel dipadukan dengan electronic.
Electronic Diesel Control (EDC) mengontrol sangat akurat semua parameter injeksi - seperti tekanan dalaminjection rail,maupun waktu durasi injeksi - serta melakukan fungsi mesin lainnya.
Bosch Common Rail injection system –
Milestones of development
1997:
First Common Rail system in the world for passenger cars.
Injection pressure: 1,350 bar.
First production use: Alfa Romeo and Mercedes-Benz.
1999:
Common Rail system for trucks.
Injection pressure: 1,400 bar.
First production use: Renault (RVI).
2001:
2nd generation Common Rail for passenger cars makes diesel engines even more economical, cleaner, quieter and more powerful. Injection pressure: 1,600 bar.
First production use: Volvo and BMW.
2002:
2nd generation Common Rail for trucks gives lower emissions, improved fuel consumption and more power.
Injection pressure: 1,600 bar.
First production use: MAN.
2003:
3rd generation Common Rail with rapid-switch piezo inline injectors for cars.
Advantages: up to 20 % lower emissions or up to 5 % more power or up to 3 % lower fuel consumption or up to 3 dB(A) less engine noise.
Injection pressure: 1,600 bar.
First production use: Audi.
Untuk bisa mendapatkan tekanan bahan bakar yang tinggi, Bosch merancang high pressure fuel pump CP4 yang dikombinasi dengan CRF-2- high pressure rail dan CR13-18 atau CR13-20 piezo injector.
Tekanannya untuk CRS-18 mencapai 1.800 bar. Sedang CRS-20 mencapai 2.000 bar. Lalu piezo injectornya menganut pilot-injection quantity yang sangat kecil, hanya 1-2 mm2. Valve clearancenya pun hanya 1 mikro (µ). Jadi bisa dibayangkan betapa kecilnya partikel kabut bahan bakar yang diciptakan.
Semua BMW (X1, X3, X5, 3 series, 5 series dan 7 series), Mercedes (ML) dan VW (Touareg) bermesin diesel di Indonesia, sudah dilengkapi dengan teknologi Clean Diesel Bosch. Std Euro 6.
Penampakan Spider Injection pada Blazer Vortec